Kesehatan

Gangguan Kesehatan Mental: Bagaimana Pengaruhnya Bisa Menular di Sekitar Kita

Gangguan Kesehatan Mental: Bagaimana Pengaruhnya Bisa Menular di Sekitar Kita
Gangguan Kesehatan Mental: Bagaimana Pengaruhnya Bisa Menular di Sekitar Kita

JAKARTA - Kesehatan mental telah menjadi perhatian utama dalam beberapa dekade terakhir, dipicu oleh meningkatnya kasus gangguan mental di berbagai kalangan. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, sekitar 1 dari 10 orang mengalami gangguan kesehatan mental. Kondisi ini bukan hanya tentang individu yang mengalaminya, tetapi juga dapat mempengaruhi orang-orang di sekeliling mereka. Pertanyaannya adalah, dapatkah gangguan kesehatan mental, seperti depresi, menular? Memahami ini sangat penting untuk meningkatkan kesadaran dan mengembangkan strategi penanggulangan yang efektif.

Peningkatan Kasus Gangguan Kesehatan Mental

Menurut Indonesia-National Adolescent Mental Health Survey tahun 2022, sebanyak 34,9% atau sekitar 15,5 juta remaja Indonesia mengalami setidaknya satu masalah kesehatan mental dalam 12 bulan terakhir. Gangguan cemas menjadi yang paling umum, mengganggu keseharian dan interaksi sosial mereka. Gangguan mental seperti depresi, kecemasan, dan stres bertindak lebih dari sekadar meruntuhkan individu yang terlibat; mereka mempengaruhi dinamika kelompok dan lingkungan di sekitar penderita.

Depresi, misalnya, meskipun tidak menular seperti flu, dapat menyebar melalui mekanisme sosial dan emosional. Seperti yang dilaporkan oleh Healthline pada Rabu, 26 Februari 2025, depresi tidak hanya mempengaruhi penderitanya tetapi juga bisa menyebar ke orang sekitar. "Transfer" suasana hati, perilaku, dan emosi terjadi dalam interaksi sehari-hari di antara kelompok sosial, mengubah cara anggota kelompok merasakan dan bereaksi terhadap satu sama lain.

Proses 'Penularan' dalam Kelompok Sosial

Ketika seseorang dalam sebuah kelompok menderita depresi, orang-orang di sekitarnya dapat merasakan perubahan dalam dinamika emosional dan mental kelompok tersebut. Hal ini dapat dilihat sebagai 'transfer perasaan'. Dr. Susan Smith, seorang psikolog klinis, menjelaskan, "Ketika seseorang dalam sebuah kelompok merasakan depresi, emosinya dapat mempengaruhi suasana keseluruhan kelompok. Ini seperti efek domino di mana satu energi negatif bisa menurunkan energi seluruh kelompok."

Komunikasi verbal dan nonverbal memainkan peran penting di sini. Ketika penderita gangguan mental berbicara tentang kecemasan, kesedihan, atau ketakutannya, hal ini dapat memicu perasaan serupa pada pendengarnya, terutama jika mereka memiliki empati yang kuat atau kedekatan emosional dengan penderita. Lingkaran sosial bisa menjadi 'ladang penyubur' bagi persebaran perasaan negatif ini, terutama jika tidak ada mekanisme pendukung yang kuat untuk menutup siklus tersebut.

Konsekuensi dalam Lingkungan Kerja dan Pertemanan

Gangguan mental di lingkungan kerja dapat mempengaruhi produktivitas secara keseluruhan. Suasana kantor yang terpengaruh oleh satu individu yang mengalami stres atau kecemasan berlebih dapat menciptakan lingkungan yang tidak kondusif. Hal ini diperkuat dengan pernyataan dari John Miller, pengelola sumber daya manusia di sebuah perusahaan besar di Jakarta, "Kesehatan mental memang merupakan hal personal, tapi dampaknya bisa dirasakan secara kolektif di tempat kerja. Kami telah melihat kasus di mana satu orang stres mempengaruhi moral tim secara keseluruhan."

Di kalangan pertemanan, peran dinamika kelompok terlihat lebih jelas. Teman dekat cenderung berbagi dan mendiskusikan masalah pribadi, yang dapat membuat anggota kelompok lainnya merasakan emosi serupa, terutama jika mereka sering terlibat dalam diskusi emosional intens.

Mengatasi dan Mencegah Persebaran

Penyebaran dampak gangguan mental dalam kelompok sangat dipengaruhi oleh pendekatan individu dan kelompok terhadap masalah tersebut. Edukasi mengenai kesehatan mental dan cara mengenali gejala awal sangat penting. Pengetahuan yang baik dapat membantu individu menyadari kapan mereka mulai terpengaruh oleh emosi negatif dari lingkungan mereka.

Selain itu, dukungan dari profesional kesehatan mental seperti psikolog atau psikoterapis adalah langkah konkret dalam membantu seseorang yang tertekan dan orang-orang di sekitarnya. Pembangunan lingkungan yang mendukung dengan menyediakan akses mudah ke layanan kesehatan mental merupakan salah satu cara untuk menangani masalah ini.

Sally Andrews, seorang terapis terkenal, menyatakan, "Kesehatan mental adalah komponen integral dari kesehatan manusia. Lingkungan yang mendukung dan pengetahuan yang cukup bisa mencegah efek domino negatif dari depresi atau gangguan mental lainnya."

Kesadaran dan Tindakan

Meningkatkan kesadaran akan dampak sosial gangguan mental adalah langkah awal yang penting. Program pendidikan yang difokuskan pada kesehatan mental dan mekanisme koping dapat disampaikan di sekolah, universitas, dan tempat kerja. Ini bertujuan untuk membekali remaja dan dewasa dengan alat yang mereka butuhkan untuk menghadapi tekanan dan stres dengan cara yang lebih sehat.

Untuk menyimpulkan, meskipun gangguan kesehatan mental tidak menular secara biologis seperti penyakit lainnya, pengaruhnya dapat menjalar melalui jaringan sosial kita. Oleh karena itu, pendekatan kolektif dalam menghadapi dan memahami kesehatan mental adalah kunci untuk meminimalkan dampak psikologis dalam lingkungan sosial dan profesional kita. Sebagai masyarakat, kita perlu bergerak menuju budaya yang menerima, memahami, dan mendukung kesehatan mental dan kesejahteraan emosional setiap individu.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index