Wisata

Empat Desa Wisata Indonesia Raih Penghargaan Internasional dari UNWTO: Menjadi Destinasi Wisata Unggulan

Empat Desa Wisata Indonesia Raih Penghargaan Internasional dari UNWTO: Menjadi Destinasi Wisata Unggulan
Empat Desa Wisata Indonesia Raih Penghargaan Internasional dari UNWTO: Menjadi Destinasi Wisata Unggulan

JAKARTA - Indonesia, dengan kekayaan alam dan budayanya yang melimpah, terus menarik perhatian wisatawan dari dalam dan luar negeri. Konsep desa wisata, yang mengedepankan partisipasi masyarakat lokal dalam mengembangkan destinasi wisata, semakin menunjukkan potensi besar. Adanya pengelolaan yang baik tidak hanya memperkenalkan keindahan alam tetapi juga melestarikan budaya dan kearifan lokal yang sudah ada sejak lama.

Sejak tahun 2020, empat desa wisata di Indonesia berhasil mendapat pengakuan internasional dengan meraih penghargaan Best Tourism Village dari United Nations World Tourism Organization (UNWTO). Dengan ini, desa-desa ini membuktikan daya tarik dan keunggulan mereka di kancah global. Langkah tersebut juga menjadi angin segar bagi sektor pariwisata nasional.

Desa Wisata Nglanggeran, Gunungkidul

Terletak di Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, Desa Wisata Nglanggeran dikenal dengan keindahan alamnya yang memukau dan kekayaan budaya yang kental. Salah satu daya tarik utama desa ini adalah Gunung Api Purba Nglanggeran. Gunung ini merupakan bagian dari Gunung Sewu UNESCO Global Geopark dengan ketinggian 700 meter dan luas 48 hektar. Keindahan panorama matahari terbit dan terbenam di tempat ini menjadi magnet bagi para wisatawan.

Sejak tahun 2007, masyarakat Desa Nglanggeran telah aktif mengembangkan potensi wisata dengan berbagai paket wisata edukasi. Pengelolaan yang berfokus pada keberlanjutan lingkungan dan keterlibatan masyarakat lokal inilah yang membuat desa ini mendapatkan pengakuan dari UNWTO. "Kami melihat keunikan dan keberlanjutan dari desa ini sebagai aset yang sangat penting dalam menawarkan pengalaman wisata yang berbeda," ujar salah seorang pejabat UNWTO.

Desa Wisata Penglipuran, Bangli

Pulau Bali memang terkenal dengan pantainya, namun kawasan pedesaan adat juga mulai menjadi destinasi incaran wisatawan. Salah satu yang paling terkenal adalah Desa Penglipuran di Kabupaten Bangli. Mengusung konsep tata letak pemukiman yang rapi, dengan rumah-rumah tradisional dan budaya yang kuat, desa ini rutin mengadakan ritual keagamaan yang unik seperti sembahyang di Pura Penataran setiap dua minggu sekali.

Keunikan tata letak dan kearifan lokal yang terjaga menjadikan Desa Penglipuran sebagai desa terbaik dalam ajang Best Tourism Villages 2023. Ini bukan sekadar pengakuan, melainkan bukti konkret bahwa desa adat memiliki daya tarik yang sangat tinggi.

Desa Wisata Jatiluwih, Tabanan

Keindahan sawah terasering Jatiluwih di Bali sudah dikenal sejak lama. Terletak di kaki Gunung Batukaru, desa ini terkenal dengan sistem irigasi tradisional bernama Subak. Sistem ini dikelola secara kolektif oleh masyarakat, dengan seorang pemimpin yang disebut Pekaseh serta pura khusus sebagai tempat pemujaan Dewi Kemakmuran.

Uniknya lagi, Subak Jatiluwih diakui sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada 2012. Keberhasilan dalam mempertahankan budaya agraris inilah yang membuat desa mendapatkan penghargaan Best Tourism Village dari UNWTO pada tahun 2024. "Pertanian tidak hanya menjadi mata pencaharian, tetapi juga bagian integral dari budaya kami," ujar salah satu pemimpin desa setempat.

Desa Wisata Wukirsari, Bantul

Desa Wukirsari yang terletak di Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, menawarkan kekayaan seni dan budaya yang tak kalah menarik. Desa ini menjadi pusat pengrajin batik tulis di Kampung Giriloyo. Wisatawan yang berkunjung dapat belajar langsung tentang teknik membatik tradisional serta menikmati suasana pedesaan yang asri dan beragam kegiatan budaya lain.

Sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai perajin batik, menjadikan seni ini sebagai identitas budaya yang terus berkembang. Desa Wukirsari memberikan pengalaman berwisata yang tak terlupakan dengan sentuhan personal dan interaksi langsung dengan budaya lokal.

Pilar Ekonomi Berkelanjutan

Pengelolaan yang baik dari keempat desa wisata ini membuktikan bahwa konsep wisata berbasis komunitas dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal sekaligus melestarikan budaya dan lingkungan. Dengan meningkatnya minat wisatawan terhadap pengalaman autentik, desa wisata menjadi salah satu pilihan utama bagi mereka yang ingin menjelajahi Indonesia lebih dalam.

Penghargaan dari UNWTO menjadi bukti bahwa desa wisata di Indonesia mampu bersaing di tingkat global. "Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi desa wisata lainnya untuk terus berkembang dan meningkatkan kualitas layanan," ujar seorang pakar pariwisata Indonesia.

Empat desa wisata ini bukan hanya menonjolkan keindahan alam dan budaya tetapi juga memperlihatkan bagaimana pengelolaan yang matang, berkelanjutan, dan berbasiskan komunitas dapat membawa dampak ekonomi dan promosi yang besar. Dengan pengakuan internasional yang diraih, diharapkan lebih banyak desa wisata di Indonesia yang berinovasi dan menjadikan pariwisata sebagai pilar ekonomi berkelanjutan. Wisatawan pun memiliki banyak pilihan untuk merasakan kekayaan dan keragaman budaya serta alam Indonesia yang tak tertandingi.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index