JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan kembali mengalami tekanan dalam perdagangan pada Rabu, 26 Februari 2025, dengan potensi pelemahan menuju rentang 6.550-6.530. Sebelumnya, pada penutupan perdagangan hari Selasa, 25 Februari 2025, IHSG terpantau berakhir di zona merah dengan penurunan signifikan sebesar 162,513 poin atau 2,41 persen, ditutup pada posisi 6.587,087. Kondisi ini memicu kekhawatiran investor dalam menentukan langkah selanjutnya.
Sebuah analisis dari Phintraco Sekuritas mengungkapkan bahwa secara teknikal, indikator stochastic RSI menunjukkan pola "death cross," sebuah sinyal yang mengindikasikan potensi penurunan lebih lanjut. Selain itu, indikator MACD juga mulai membentuk pola slope negatif yang serupa. "Sehingga investor dapat memperhatikan critical support IHSG pada 6550-6530," jelas Analis Phintraco.
Prediksi pelemahan IHSG kali ini dipengaruhi oleh isu strategis terkait pendirian Badan Pengelola Investasi Data Anagata Nusantara (BPI Danantara). Pengelolaan dan kinerja Sovereign Wealth Fund (SWF) di beberapa negara tetangga yang menjadi perhatian membuat respons pelaku pasar menjadi beragam. "Nampaknya diperlukan sosialisasi yang lebih masif baik dari Pemerintah maupun BPI kepada pelaku pasar untuk meredam kekhawatiran-kekhawatiran itu," lanjut analis Phintraco Sekuritas.
Di sisi lain, prediksi ini turut dipengaruhi oleh kebijakan internasional, terutama dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Kekhawatiran ini berawal dari konfirmasi Trump yang berencana melanjutkan penerapan tarif perdagangan untuk Kanada dan Meksiko pada awal Maret. "Pasar berspekulasi tarif ini diumumkan pasca FOMC Maret," tambah analis dari Phintraco.
Selain analisis dari Phintraco, rekomendasi saham yang dapat diperhatikan pada perdagangan Rabu ini termasuk ESSA, PWON, SSIA, ERAA, dan JPFA. Saham-saham ini dianggap memiliki potensi bagus meskipun dalam kondisi pasar yang tidak menentu saat ini.
Sementara itu, MNC Sekuritas menawarkan pandangan berbeda terkait potensi IHSG ke depan. Dalam skenario terbaiknya (hitam), mereka melihat bahwa posisi IHSG mungkin berada di bagian dari wave [b] dari wave B, yang menyiratkan bahwa koreksi akan relatif terbatas dan masih ada peluang untuk kembali menguat. Namun, apabila IHSG menembus dukungan di level 6.509, maka skenario merah atau biru akan berlaku, di mana IHSG dapat membentuk wave [iii] atau wave 5 dengan target penurunan lebih lanjut ke 6.260-6.399.
"Namun, apabila IHSG break support 6,509 maka skenario merah atau biru akan berjalan," tulis riset MNC Sekuritas. Beberapa saham yang disarankan MNC untuk diperhatikan pada Rabu termasuk AADI, ISAT, KLBF, dan SIDO.
Dengan adanya berbagai macam pandangan dan analisis tersebut, para investor disarankan untuk tetap berhati-hati dalam memutuskan transaksi saham mereka dan memanfaatkan rekomendasi ini secara bijaksana untuk memaksimalkan potensi keuntungan di tengah tantangan pasar yang ada. Investor juga diimbau untuk mengawasi perkembangan berita ekonomi global, terutama langkah-langkah kebijakan yang mungkin diambil oleh pemerintah Amerika Serikat, yang berpotensi memengaruhi pasar saham secara keseluruhan.
Adapun penurunan IHSG yang terjadi, lanjut para analis, bukan berarti tanpa peluang bagi para investor. Sebaliknya, ini menjadi saat yang tepat untuk lebih selektif dalam memilih saham, dengan memperhatikan fundamental serta kondisi pasar secara keseluruhan. Memahami indikator teknikal dan mempersiapkan diri untuk setiap kemungkinan yang ada, bisa menjadi strategi kunci untuk tetap bertahan dan bahkan dapat meraih keuntungan di tengah kondisi yang tak menentu.
Dalam situasi pasar saham yang dinamis dan penuh ketidakpastian ini, informasi yang akurat dan analisis yang tepat menjadi sangat penting bagi para investor dalam mengambil keputusan investasi yang cerdas. Rekomendasi dari para analis sekuritas dapat memberikan panduan bagi mereka untuk menavigasi pasar dan memanfaatkan peluang yang ada dengan baik.