Lion Air Resmi Jadi Maskapai Penerbangan Jemaah Haji 2025, Siapkan Embarkasi di Padang dan Banjarmasin

Selasa, 25 Februari 2025 | 15:45:00 WIB
Lion Air Resmi Jadi Maskapai Penerbangan Jemaah Haji 2025, Siapkan Embarkasi di Padang dan Banjarmasin

JAKARTA - Dalam langkah strategis yang akan mengukir sejarah baru, PT Lion Mentari Airlines (Lion Air) resmi diumumkan sebagai maskapai penerbangan jemaah haji Indonesia untuk tahun 2025. Penandatanganan perjanjian kolaborasi dilakukan pada Jumat, 21 Februari 2025, dengan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Republik Indonesia. Kesepakatan ini menandai komitmen untuk memastikan pelayanan yang aman dan nyaman bagi jemaah selama perjalanan spiritual mereka.

Embarkasi Diusung dari Sumatera Barat dan Kalimantan Selatan

Dalam pengumuman resminya, Lion Air dikonfirmasi akan melayani dua embarkasi utama di Indonesia: Bandara Internasional Minangkabau di Padang Pariaman, Sumatera Barat, dan Bandara Internasional Syamsudin Noor di Banjarmasin, Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Pembagian embarkasi ini diharapkan dapat meminimalisir kendala teknis dan memfasilitasi keberangkatan serta pemulangan jemaah dengan lebih efisien.

Selasa, 25 Februari 2025, sistem keberangkatan akan dibagi dalam dua gelombang. Gelombang pertama akan memberangkatkan jemaah ke Madinah dengan kepulangan melalui Jeddah. Sebaliknya, gelombang kedua akan menuju Jeddah dan kembali melalui Madinah.

Armada dan Pelayanan Premium

Untuk mendukung kelancaran operasional, Lion Air mengerahkan empat armada pesawat berbadan lebar generasi terbaru, termasuk Airbus 330-300CEO dan Airbus 330-900NEO. Setiap pesawat memiliki kapasitas mencapai 436 kursi. Teknologi modern yang digunakan pesawat ini menyediakan kabin yang luas dan kursi ergonomis untuk pengalaman terbang yang nyaman, meski dalam jarak jauh.

Lion Air juga memastikan kru pesawat, termasuk pilot, awak kabin, dan teknisi, dipilih berdasarkan standar operasional prosedur ketat yang disesuaikan dengan kebutuhan penerbangan haji. Mereka telah menjalani pelatihan ekstensif yang difokuskan pada memenuhi harapan tinggi para jemaah.

"Dengan kerja sama ini, kami mencetak sejarah sebagai maskapai penerbangan untuk jemaah haji Indonesia. Lion Air berpengalaman lebih dari 13 tahun dalam menerbangkan penerbangan umrah dari 10 kota di Indonesia ke Arab Saudi," kata Danang Mandala Prihantoro, Corporate Communications Strategic Lion Air.

Lion Air telah mengantongi pengalaman berharga dalam melayani 35 embarkasi global, termasuk dari Kazakhstan, Uzbekistan, Bangladesh, Kenya, dan Nigeria. "Pengalaman kami adalah modal berharga untuk memberikan pelayanan prima bagi jemaah haji Indonesia," tambah Danang.

Menekan Keterlambatan dan Harga Kompetitif

Anggota Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia, Mahdalena, dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), menyambut positif langkah Lion Air ini. Dia berpendapat bahwa kehadiran Lion Air bersama Garuda Indonesia dan Saudi Airlines akan membuka lebih banyak opsi penerbangan, serta mengurangi potensi keterlambatan, yang seolah menjadi momok dalam pelaksanaan ibadah haji.

"Kehadiran Lion Air akan meningkatkan armada penerbangan untuk jemaah haji, dan kita harapkan dapat mengurangi potensi keterlambatan jadwal penerbangan menuju atau dari Tanah Suci," ujar Mahdalena.

Keterlambatan pesawat sering kali mengganggu kepulangan jemaah, dan hal tersebut bisa berdampak buruk, terutama bagi jemaah yang berusia lanjut. Mahdalena menegaskan, "Dengan penambahan armada oleh Lion Air, kita berharap potensi penundaan penerbangan dapat diminimalisir."

Lebih lanjut, Mahdalena juga menekankan pentingnya harga tiket yang kompetitif. "Kalau harga yang ditawarkan lebih tinggi dari Garuda dan Saudi Airlines, itu akan jadi pertimbangan. Kita harap harga yang ditawarkan Lion Air dapat bersaing," jelasnya.

Komitmen untuk Keselamatan dan Kepuasan Jemaah

Lion Air berkomitmen untuk mengedepankan keselamatan, kenyamanan, dan ketepatan waktu dalam setiap penerbangan haji. Pada tahun 2024, Lion Air mencatat On-Time Performance (OTP) rata-rata 95 persen, suatu indikator dedikasi serta profesionalisme dalam operasional penerbangan haji.

Dengan kesiapan armada dan sumber daya manusia yang dimiliki, Lion Air yakin dapat memenuhi ekspektasi tinggi para jemaah dan masyarakat. "Kepercayaan yang diberikan pemerintah dan masyarakat adalah motivasi besar bagi Lion Air untuk terus meningkatkan kualitas layanan kami," tutup Danang.

Secara keseluruhan, keterlibatan Lion Air sebagai maskapai penerbangan jemaah haji Indonesia di tahun 2025 diharapkan dapat memberikan solusi terbaik bagi permasalahan yang selama ini dihadapi. Pelayanan yang lebih baik, harga tiket yang kompetitif, dan ketepatan jadwal keberangkatan serta kepulangan menjadi prioritas utama yang diwujudkan Lion Air dalam kemitraan strategis ini.

Terkini