Indonesia Bersiap Meluncurkan Bullion Bank, Potensi Bisnis Emas Tinggi Mencapai Rp482,6 Triliun

Rabu, 26 Februari 2025 | 10:27:53 WIB
Indonesia Bersiap Meluncurkan Bullion Bank, Potensi Bisnis Emas Tinggi Mencapai Rp482,6 Triliun

JAKARTA  - Indonesia tengah bersiap untuk meluncurkan bullion bank pertama di tanah air, sebuah inisiatif yang diharapkan dapat memaksimalkan cadangan emas dalam negeri yang saat ini mencapai 2.600 ton. PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA), sebagai salah satu pelopor dalam pengembangan bullion bank ini, memproyeksikan bahwa total nilai bisnis emas di Indonesia mencapai Rp482,6 triliun. Hal ini disampaikan dalam bahan presentasi menjelang acara peresmian yang akan dilangsungkan dalam waktu dekat.

Perhitungan tersebut berasal dari segmentasi industri emas yang terbagi menjadi tiga bagian: industri hulu dengan nilai Rp126,83 triliun, industri tengah yang mencapai Rp235,6 triliun, dan industri hilir dengan nilai Rp114,5 triliun. Kehadiran bullion bank diyakini akan mendorong peningkatan produksi emas di dalam negeri, yang pada akhirnya dapat meningkatkan produk domestik bruto (PDB) Indonesia secara signifikan.

Peningkatan produksi emas yang dicanangkan diperkirakan dapat menambah PDB hingga 1,3% atau sekitar Rp201 triliun. Selain itu, pengembangan ini juga berpotensi menciptakan lapangan pekerjaan baru, diperkirakan sebanyak 800.000 tenaga kerja di berbagai sektor terkait. Tak hanya itu, menurut HRTA, layanan bullion bank diprediksi akan meningkatkan jumlah uang beredar hingga mencapai Rp53 triliun.

"Bullion Bank sebagai Katalis Pengembangan Sektor Emas"

Direktur Utama PT Hartadinata Abadi, Tbk., memberikan pandangannya terkait bullish tersebut. "Kami melihat bullion bank bukan sekadar pemain baru dalam sektor keuangan, tetapi sebagai katalis penting dalam pengembangan sektor emas nasional," ujarnya. Pernyataan ini menegaskan optimisme HRTA terhadap potensi ekonomi yang dapat diraih melalui bullion bank.

Tak hanya dari sisi domestik, prospek ekspansi pasar emas Indonesia juga semakin menggeliat di kancah internasional. Pada tahun 2023, Indonesia menduduki peringkat ke-7 produsen emas terbesar di dunia dengan total produksi mencapai 132,5 ton. Namun, realita menunjukkan bahwa Indonesia masih mengimpor emas batangan senilai US$2 miliar per tahun meskipun mampu mengekspor emas senilai US$5 miliar.

Tantangan lainnya adalah konsumsi emas per kapita di Indonesia yang masih rendah, hanya sekitar 0,35 gram dibandingkan dengan negara-negara lain. Meskipun demikian, masih terdapat sekitar 1.800 ton stok emas di Indonesia yang belum dimonetisasi, memberikan peluang lebih lanjut untuk peningkatan ekonomi.

Menggali Cadangan, Memanfaatkan Potensi Devisa

Cadangan devisa emas Indonesia saat ini relatif stagnan dan tercatat di angka 78,6 ton selama lima tahun terakhir, hanya mencakup sekitar 4% dari total cadangan devisa. Angka ini jauh di bawah rata-rata bank sentral dunia yang mencapai di atas 20%. HRTA menilai ini sebagai peluang untuk mengoptimalkan cadangan emas negara agar lebih berkontribusi pada kekuatan ekonomi nasional.

"Berdasarkan analisis kami, potensi permintaan bullion dari institusi keuangan di Indonesia dapat mencapai minimum Rp166,28 triliun," jelas seorang eksekutif HRTA. Estimasi ini didasarkan pada penyaluran 1% dari total nilai aset untuk membeli bullion. Mengingat total nilai aset keuangan utama di Indonesia pada tahun 2024 diproyeksikan mencapai Rp16.628 triliun, pembentukan bullion bank menjadi langkah strategis untuk menggerakkan potensi tersebut.

Menghadapi Tantangan dengan Strategi dan Inovasi

Meskipun prospeknya menjanjikan, pembangunan bullion bank tidak terlepas dari sejumlah tantangan. Di antaranya adalah adaptasi terhadap regulasi baru, kebutuhan untuk meningkatkan infrastruktur keuangan, dan edukasi pasar agar lebih memahami manfaat ekonomis dari investasi emas dalam bentuk bullion.

Pihak pemerintah diharapkan dapat berperan aktif dalam mengatasi hambatan ini dengan menyediakan regulasi dan dukungan yang memadai. Selain itu, kerja sama antara sektor publik dan swasta akan sangat vital untuk mewujudkan tujuan besar ini.

Peresmian bullion bank harus dilakukan dengan strategi matang dan teknologi inovatif untuk mengoptimalkan potensi dan memastikan kesuksesan jangka panjang. Kebutuhan pasar terhadap produk-produk berbasis emas yang lebih beragam juga akan menjadi pendorong pertumbuhan signifikan di sektor ini.

Sebagai negara yang kaya akan sumber daya emas, Indonesia memiliki kesempatan emas untuk memperkuat struktur ekonominya dan mempercepat pertumbuhannya melalui pengembangan bullion bank. Dengan optimisme ini, Indonesia berada di jalur yang tepat untuk menjadi pemain kunci dalam pasar emas global, sekaligus meningkatkan kesejahteraan ekonomi domestiknya.

Terkini